Aceh dan pembangunan kepelabuhan: Perbandingan aspek sejarah dan kontemporari
Sebelum kemunculan Pelabuhan Pulau Pinang pada akhir abad ke-18 dan pembukaan Pelabuhan Singapura pada awal abad ke-19, pelabuhan-pelabuhan Aceh adalah pusat-pusat perdagangan maritim di Asia Tenggara yang menghubungkan para pedagang Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan dengan gergasi perdagangan C...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Conference or Workshop Item |
Language: | English |
Published: |
2010
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repo.uum.edu.my/4687/1/Muh_4.pdf http://repo.uum.edu.my/4687/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Sebelum kemunculan Pelabuhan Pulau Pinang pada akhir abad ke-18 dan pembukaan Pelabuhan Singapura pada awal abad ke-19, pelabuhan-pelabuhan Aceh adalah pusat-pusat perdagangan maritim di Asia Tenggara yang menghubungkan para pedagang Eropa, Timur Tengah, dan Asia Selatan dengan gergasi perdagangan Cina. Antara abad ke-7 sehiqgga abad ke-18, pelabuhan Aceh menjadi pelabuhan penghubung (hub and transhipment port) antara Dunia Timur dan Barat. Pelabuhan-pelabuhan Aceh telah mengalami kemunduran mulai abad ke-18 secara berangsur-angsur sehingga mematikan pelabuhan- pelabuhan sama ada dari segi kegiatan punggah-muat mahupun pembangunan infrastrukturnya. Menggunakan kaedah kajian literatur dan dokumen lama dan baru, artikel mengkaji dari aspek sejarah proses pembangunan dan perkembangan pelabuhan Aceh dari dulu sehingga ke hari ini dan menganalisis penyeba-bpenyebab yang dipandang memberi kontribusi kepada kemunduran pelabuhan-pelabuhan Aceh. Hasil analisis dikemukakan bersama dengan rekomendasi untuk pembangunan sistem pelabuhan untuk masa yang akan datang. |
---|