Di Pintu Kehinaan Aku Meraih Rahmat-Nya
Di pintu Allah pudarkan bias cahaya cerminmu jika engkau melihat popularitasmu sedang bersinar, tumpulkan mata pedangmu jika engkau melihat keberanian dan keperkasaanmu di atas angin, tanggalkan baju kebesaranmu dan pesonanya jika engkau takut dibuai oleh indahnya tangan-tangan kekuasaan dan singgas...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article |
Language: | other |
Published: |
dakwatuna.com
2018
|
Subjects: | |
Online Access: | http://ddms.usim.edu.my:80/jspui/handle/123456789/15716 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Summary: | Di pintu Allah pudarkan bias cahaya cerminmu jika engkau melihat popularitasmu sedang bersinar, tumpulkan mata pedangmu jika engkau melihat keberanian dan keperkasaanmu di atas angin, tanggalkan baju kebesaranmu dan pesonanya jika engkau takut dibuai oleh indahnya tangan-tangan kekuasaan dan singgasananya yang semu, padamkan api obor kepintaranmu jika engkau takut dari kesombongan dan keangkuhan sebagian orang-orang yang berilmu. Yang demikian itu bukanlah kepintaran, tapi kebodohan yang memperlihatkan dirinya dengan jubah kepintaran yang menipu, tuduhlah dirimu sebagai insan yang tidak sempurna memperlihatkan kehambaan sejati di hadapan keagungan Allah jika engkau takut ego diri yang berkuku iblis dengan begitu congkak membelenggumu, dan remehkanlah dirimu yang ingin dimuliakan. Dia bukan siapa-siapa, kecuali makhluk yang tidak kekal dan akan kembali kepada zat yang kekal, pemilik kehidupan kekal di akhirat nanti. Di pintu Allah robohkan keangkuhan dirimu, abaikan fitnah-fitnahnya, dan tempatkan dia di atas sajadah kehambaan yang sujud berdoa meminta hidayah dan inayah-Nya dalam meniti jalan-jalan ukhrawi yang menaburkan keindahan-keindahan maknawi yang tidak terkira. |
---|