Pemertahanan kearifan lokal pepatah-petitih sebagai penguatan sumber daya sosial bagi masyarakat Tengger

Kearifan lokal bagian dari budaya merupakan segala bentuk kebijaksanaan yang didasari oleh nilai-nilai kebaikan yang dipercaya, diterapkan dan senantiasa dijaga dalam kurun waktu yang cukup lama secara turun temurun oleh sekelompok orang dalam suatu wilayah tertentu. Salah satu bentuk kearifan lok...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Handayani, Dwi, Lutfi, Mochtar
Format: Article
Language:English
Published: Institute of the Malay World and Civilization, Universiti Kebangsaan Malaysia 2018
Online Access:http://journalarticle.ukm.my/12481/1/jatma-2018-0603-05.pdf
http://journalarticle.ukm.my/12481/
http://www.ukm.my/jatma/jilid-6-bil-3/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Kearifan lokal bagian dari budaya merupakan segala bentuk kebijaksanaan yang didasari oleh nilai-nilai kebaikan yang dipercaya, diterapkan dan senantiasa dijaga dalam kurun waktu yang cukup lama secara turun temurun oleh sekelompok orang dalam suatu wilayah tertentu. Salah satu bentuk kearifan lokal yang dapat diwariskan dari generasi ke generasi melalui cerita dari mulut ke mulut yang dikenal dengan folklore atau tradisi lisan, yaitu pepatah-petitih yang dituturkan oleh para leluhur kita. Pepatah-petitih merupakan suatu cara orangtua di zaman dahulu untuk memberikan nasihat atau petua yang terkandung nilai-nilai falsafah kehidupan. Pada dasarnya, setiap ungkapan nasihat orangtua duhulu ditujukan untuk kebaikan alam, kehidupan masyarakat, terutama pada keluarga untuk mengendalikan sikap dan tingkah laku. Setiap daerah memiliki tradisi lisan sebagai bentuk pola pikir dalam ungkapan pepatah-petitih dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini dikarenakan bahwa pepatah-petitih sebagai budaya tradisi lisan yang mengandung pandangan-pandangan atau pedoman hidup yang baik dalam kehidupan sosial. Tradisi budaya atau tradisi lisan di masa lampau terkadang tidak dapat dihadirkan pada masa kini karena mengalami transformasi yang mungkin terkesan “mati suri” karena tidak dapat hidup pada komunitasnya. Namun, secara temporal, nilai-nilai (value) dan normanya masih dijadikan sebagai memori kolektif di masa lalu dan masa sekarang sehingga dapat dimanfaatkan untuk mendidik generasi penerus dalam memperkuat identitas karakter mereka. Adapun salah satu daerah yang menjadi sasaran penelitian adalah masyarakat Tengger yang terletak di Jawa Timur. Masyarakat Tengger dikenal memiliki kearifan lokal yang bermuatan positif, harmonis, adaptif, dan religious sehingga proses internalisasi dan sosialisasi nilai-nilai budaya adat masyarakat berjalan sangat baik. Kearifan tersebut tidak hanya mengacu pada keyakinan terhadap agama tetapi juga pada kekuatan dan kepercayaan terhadap petuah leluhur, yaitu berupa ungkapan pepatah-petitih yang tidak hanya sebagai living memories tetapi juga sebagai living traditions terhadap generasinya. Bagi masyarakat Tengger, kepercayaan terhadap sesuatu yang magis dan mistik masih diyakini sedangkan anggapan terhadap ungkapan pepatah-petitih kemungkinan dapat diidentifikasi mengingat potensi tradisi lisan hampir terabaikan, terpinggirkan bahkan ada anggapan bahwa sesuatu yang bersumber dari kelisanan hanya menjadi kenangan belaka. Penelitian ini akan mencoba menggali potensi kearifan lokal tradisi lisan dalam ungkapan pepatah-petitih di dalam masyarakat Tengger sebagai penguatan sumber daya sosial dengan metode melakukan identifikasi dan wawancara secara mendalam kepada informan yang sudah ditentukan selama pelaksanaan penelitian.