Orang Asli talks in Akiya’s Tuntut

Penerbitan antologi cerpen Tuntut (2001) karya Akiya adalah peristiwa yang penting kepada jati diri masyarakat Orang Asli. Judul Tuntut sendiri jelas bermaksud ‘menuntut’ sesuatu yang pernah dan berhak diwarisi Orang Asli. Yang termuat dalam karya Akiya ialah beberapa persoalan ideologi yang ing...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Badrul Redzuan Abu Hassan,
Format: Article
Language:English
Published: Universiti Kebangsaan Malaysia 2005
Online Access:http://journalarticle.ukm.my/1039/1/Orang_Asli_Talks_in_Akiya%E2%80%99s_Tuntut.pdf
http://journalarticle.ukm.my/1039/
http://www.ukm.my/sari/index.html
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Description
Summary:Penerbitan antologi cerpen Tuntut (2001) karya Akiya adalah peristiwa yang penting kepada jati diri masyarakat Orang Asli. Judul Tuntut sendiri jelas bermaksud ‘menuntut’ sesuatu yang pernah dan berhak diwarisi Orang Asli. Yang termuat dalam karya Akiya ialah beberapa persoalan ideologi yang ingin diketengahkan ke dalam arus perdana melalui beberapa ‘suara’ yang sekian lama terpinggir. Orang ramai lebih suka melihat jati diri Orang Asli sebagai yang statik, tetapi tidak ‘lapuk’ oleh perubahan masa. Orang Asli lazim dilihat tidak lebih daripada sekumpulan manusia dari masa lampau yang tidak signifikan langsung kepada masyarakat yang dominan. Rencana ini mencadangkan naratif dalam Tuntut adalah kritikal untuk memperjuangkan suara-suara daripada masyarakat dan Orang Asli demi memantapkan jati diri mereka. Sehubungan itu, adalah penting untuk kita menilai sejauh mana karya Akiya ini jujur dan adil di dalam melakarkan representasi masyarakatnya